Ikatan suci itu bernama Mitsaqan Ghaliza

Mitsaqan Ghaliza, sebuah kalimat yang memiliki arti sangat sakral, yaitu perjanjian yang kokoh.

Sebuah perjanjian pernikan antara suami istri. 

Suatu perjanjian yang agung dan berat,seberat pengorbanan seorang suami terhadap istrinya.
Karena saat Ijab Kabul terucap, langit Arsy-Nya seolah berguncang karena beratnya perjanjian dan tanggung jawab yang dibuatnya di hadapan Alloh dengan disaksikan para malaikat yang diaminkan oleh seluruh hamba Alloh yang menjadi saksi.

maka jikapun seorang istri mampu bersujud dihadapan suaminya, itu belum cukup untuk menebus semua pengorbanan yang telah diberikan seorang suami kepada istri. 

Maka tidak heran, jika Alloh meletakkan surga seorang istri ada pada  keridhoan suami.
Jangankan memasuki surga, mencium bau surgapun Alloh tak akan izinkan jika seorang istri durhaka kepada suaminya.

Di akhirat nanti, suamilah yang bertanggung jawab atas istri dan anak-anak wanitanya di hadapan Alloh kelak. Sebegitu beratnya pengorbanan dan tanggung jawab menjadi seorang suami.

“Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia dan kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, Alloh akan memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya jasa ( hak) suami terhadap istrinya” (HR. Ahmad)

saking sakralnya, dalam Al-qur’an kalimat Mitsaqan Ghaliza sendiri hanya disebutkan Alloh sebanyak tiga kali, yaitu :
1) saat Alloh membuat perjanjian dengan para Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. (Al-Ahzab 33:7)
2) saat Alloh mengangkat bukit Thur di atas kepala bani Israil dan menyuruh mereka bersumpah setia pada Alloh. (An-Nissa 4:154)
3) saat Alloh menyatakan hubungan pernikahan. (An-Nissa 4:21)

“dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami istri) dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat ( ikatan pernikahan) dari kamu.” (An-Nissa 4:21).

Satu perjanjian yang kuat, Mitsaqan Ghaliza yang telah mengikat dua jiwa. Maka sebuah amanahpun telah diemban oleh dua anak manusia yang telah berjanji di hadapan Alloh untuk menjadikan ini sebagai sebuah pernikahan yang diberkahi sakinah mawaddah wa rahmah.

Akan ada hari,dimana Alloh menjadi saksi. saat ikatan suci Mitsaqan Ghaliza ku pilih.

Menikah,apa saya ingin menikah?
Iya....saya ingin menikah untuk menyempurnakan sebagian iman dan agama saya. Memiliki seseorang yang terus bersama dalam suka maupun duka sampai menutup mata,in syaa Alloh juga sampai di jannah-Nya.

pernikahan adalah sebuah peristiwa sakral yang akan membawa dampak yang besar untuk kehidupan saya.
Sebuah perubahan pola hidup yang tiba-tiba harus berubah menjadi wanita dewasa yang tangguh,menjadi seorang istri dan ibu yang baik bagi suami dan anak-anaknya.

Sebuah tugas mulia dari Alloh yang telah diamanahkan untuk para wanita yaitu mengabdikan hidup hanya untuk suami dan anak-anaknya.

Jika mengingat kembali bagaimana saya bisa bertemu dengan tambatan hati imam saya kini,rasanya hati seperti tersentak. Sebut saja ini miracle of jodoh karena hanya yang percaya pasti akan mengerti bagaimana gunung bisa bertemu dengan laut,bagaimana air tawar bersandingan bersebelahan dengan air asin namun tidak tercampur,bagaimana Adam akhirnya bisa kembali bertemu dengan Hawa.
Begitupun dengan saya,bagaimana akhirnya Alloh mempertemukan kami berdua karena ada rahasia Alloh di balik skenario kehidupan yang telah dibuat-Nya, Sang Perancang kehidupan terbaik.

Bagaimana dua hati yang tak saling tau ini berjodoh dengan yang itu,yang itu berjodoh dengan yang ini akhirnya saling bertautan dan terikat hingga menciptakan sebuah simpul yang kokoh yaitu pernikahan.

jika ditanya,apa tidak takut salah pilih? apa yakin serasi? setia sampai akhir?
Yang pasti dan yang saya yakini kini hingga nanti, dari awal saya menyerahkan sepenuhnya jodoh saya pada Sang Pencipta Hati dan jika kini Dia telah memberinya dihadapan saya maka itulah yang terbaik yang diberi-Nya untuk saya sehingga tidak ada lagi yang harus saya takuti dan tak ada yang perlu dibimbangi karena hanya Dia yang tau apa yang terbaik untuk masa kini dan masa depan bagi hamba-hamba-Nya sedangkan kita manusia adalah hamba-Nya yang serba tidak tau.

Untukmu yang sekarang telah menjadi imamku,terima kasih untuk bersedia menyempurnakan agamaku,terima kasih untuk tidak berlama-lama membiarkan tulang rusukmu ini terombang ambing di dermaga yang salah,terima kasih untuk mau menjadi pintu jannahku dan juga terima kasih untuk pengorbananmu yang bersedia ber-Mitsaqan Ghaliza (berjanji dan bersumpah) di hadapan Alloh dengan disaksikan malaikat- malaikatnya.

Di bawah kaki langitNya akan ada seorang wanita yang mengemban amanah suci untuk menjadi manunggalmu ( belahan jiwamu) hingga akhir nanti....Aamiin ya Robb. 

Komentar

Postingan Populer