Fase Pendidikan Anak

 Ali bin Abi Thalib memberikan sebuah tawaran pola pendidikan anak dalam sebuah ungkapannya yang masyhur :

“Ajaklah anak bermain pada tujuh tahun pertama, disiplinkanlah anak pada tujuh tahun kedua dan bersahabatlah pada anak usia tujuh tahun ketiga”

Sesuai dengan pernyataan Ibnu Sina : “Tujuh tahun pertama perlakukan seperti amir (raja), tujuh tahun kedua seperti asir (tawanan) dan tujuh tahun ketiga perlakukan anak seperti wazir (mitra)”.

Pembagian fase usia tersebut merupakan arahan berkomunikasi dengan anak serta tahapan pendidikan dengan metode pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian  anak yang sehat, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah : Berbicaralah dengan manusia sesuai kemampuan intelektualnya”, berbicaralah dengan manusia dengan bahasa mereka “. Posisikan manusia sesuai dengan posisinya masing-masing” (Hadits-hadits Nabi).

Keberhasilan penyampaian pesan sangat bergantung kepada cara penyampaiannya, karenanya memahami metode pembinaan merupakan suatu keniscayaan. Inilah pula yang dicontohkan Rasulullah, ketika Rasul mendidik. Kwantitas pengikut Nabi Muhammad yang terus bertambah adalah bukti bahwa keberhasilan penyampaian pesan Rasulullah.

Hakikat pendidikan sebagai proses menuju kesempurnaan dan bukannya puncak kesempurnaan. Itulah kenapa pendidikan merupakan proses sepanjang hidup. Pendidikan Islami merupakan pembentukan diri dan prilaku yang tidak bisa didapatkan dalam waktu sekejap. Butuh kesinambungan proses baik transfer maupun control terhadap hasilnya. Proses pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah juga berjalan dalam jangka waktu yang tidak singkat. Waktu 13 tahun dihabiskan selama di Makkah dan dilanjutkan di Madinah selama 10 tahun. Di akhir usianya Rasulullah terus mendidik tanpa henti sampai kembali ke haribaan Alloh. 

Komentar

Postingan Populer