Satu Tujuan Yang Sama
Kita berbeda pola asuh dlm mendidik anak.....aku dan suami dan kau dengan suamimu.
Namun.......in syaaAlloh tujuan kita sama yaitu melahirkan generasi penerus yang sholih dan sholihah.
Kau lebih idealisme sedang aku mencoba mengurai arti sebuah kata "ideal" dan mencoba menghapus "me" yg menempel atau tertempel di kata tersebut.
Karena bagi aku pribadi sungguh berat berjalan dimuka bumi ini dengan mengusung kata "idealisme" tersebut.....sungguh begitu berat.
Mendidik anak adalah menyiapkan sebuah peradaban baru.
Mendidik anak adalah menyiapkan generasi.
Mendidik anak bukan sekedar menyekolahkan ditempat favorite dengan fasilitas ok ......
Dan ternyata mendidik anak...60 persen itu pendidikan dirumah....20 persen lingkungan dan 20 persennya disekolah.
60 persen pendidikan dirumah inilah yang sangat penting dan ini tugas aku dan kamu.....mungkin lebih tepatnya tugas kita dengan pasangan kita masing-masing.
Jika kau lebih setuju jika anak tak kenal gadget.....tak menyetuh sama sekali benda ajaib ini,lain hal dengan aku.....mereka boleh mengenal benda ajaib tersebut disertai dengan penjelasan sesuai kapasitas usianya.
Bagaimana aku akan melarangnya.....jika disetiap sudut rumah...dijalan....diangkutan umum....banyak orang yang menggunakannya.Bukan hanya orang dewasa....anak-anakpun membawanya.
Aku hanya ingin berusaha dan belajar mendidik anak sesuai jamannya tanpa mengesampingkan akhirat yg menjadi tujuan utama.
Karena kecanggihan teknologi itu ibarat dua sisi mata pisau yang memiliki manfaat dan madhorot masing-masing.
Apapun bentuk kecanggihan teknologi tersebut.....
Aku hanya ingin memberi tarbiyah "kejujuran" .....bukan tarbiyah "asal bapak senang".Dimana bukan hanya bersikap atau berperilaku baik didepan abi dan uminya namun dimana saja dan mereka merasa nyaman ketika dirumah karena kita bisa menjadi orangtua yang memahami dunia mereka.
Bukan berarti membebaskan anak melakukan apapun......namun kebebasan yang bersyarat....dan syarat itu adalah aturan dari Alloh dan Rosul-Nya
Aku hanya ingin menanamkan "iman" dalam diri mereka.....bahwa takut hanya pada Alloh...
bukan pada umi dan abinya.....
Umi dan abinya hanya dua sosok manusia yang patut dihargai karena Alloh....yang patut dicintai karena Alloh....dan yang patut dihormati karena Alloh pula.
Jika kau lebih setuju anak-anak disekolahkan dipesantren semua.....lain hal dengan aku.
Tak semua anakku harus bersekolah dipesantren....Alhamdulillah jika ketiganya mempunyai keinginan untuk menimba ilmu dipesantren.
Paksa-an akan membuahkan hasil yang tidak maksimal menurut aku pribadi.
Tidak maksimal dalam belajar.....tidak maksimal dalam menghafal al qur'an dan hadist.....tidak maksimal dalam hal lainnya.
Namun....semua harus ada komunikasi....harus ada ta'aruf pada sebuah pesantren....dan metode pendekatan lainnya.
Terkadang memang berawal dari sebuah kata "paksaan" dan akhirnya mereka akan terbiasa.
Namun saya pribadi menjadikan metode ini alternatif terakhir.Menimbang sebab akibat yang akan ditimbulkan....manfaat dan madhorotnya pula.
So.....apapun dan bagaimanapun pola asuh terhadap anak-anak kita,kelak kitalah yang akan diminta pertanggung jawaban dihadapan Robbul Izzati.
Apapun dan bagaimanapun pola asuh terhadap anak-anak kita,tujuan kita sama....supaya mereka tunduk dan taat pada Robb penggenggam alam semesta.
Apapun dan bagaimanapun pola asuh terhadap anak-anak kita,tujuan kita sama....membangun generasi Robbani.
Yang kelak dapat memimpin bumi ini hingga Islam menjadi satu-satunya agama.
Yang kelak dapat menjadi seorang pemimpin yang adil,bijaksana,amanah dan jujur.
Karena......mendidik bukan perkara mudah.
Karena.....mendidik bukan sekedar ucapan.
Karena....mendidik butuh tauladan.
Dan mendidik membutuhkan ilmu.
Al Bukhari berkata, "Al'Ilmu Qoblal Qouli Wal 'Amali (Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat)"
#Ummu Saif#
Komentar
Posting Komentar